"Gemerlap itulah yang akan membuatmu mati rasa."
Katanya.
Yang baru kumengerti setelah bertahun kemudian, terkapar di atas lantai kayu berteman satu gelas wine. Sunyi, sesunyi kodrat pukul dua pagi. Begitu saja kejujuran pada diri sendiri mengendap-endap tanpa terganggu, mengusap kulit hati yang hampir-hampir kebal kaku. Perlahan dan manis, dekat nadi yang nyaris teriris.
Dibawah hingar bingar itulah proyek terjun bebas ini dimulai, satu kali lagi mencoba untuk tak mati.
Satu kali lagi bertahan hingga pagi nanti.
Satu kali lagi.
Satu kali lagi.
Hingga pagi.
Nanti.
Comments