n'est pas Qn

"Egois" katanya.
Padahal aku hanya mencoba bicara. Tidakah dia mengerti, aku hanya tidak suka sendiri.
Bukan takut seperti yang dia kira, aku hanya benci merasa tak ada siapa-siapa.
Sesulit itu memang mengerti pikiranku, haha, tell me 'bout it! Setelah sekian lama, aku berhenti memaksanya berhenti, percuma, kepalaku terlalu keras kepala.
"Nggak bisa" katanya.
Padahal baru sebentar dia mencoba, belum waktunya kan menyerah kalah?
Oh...dia memang pintar membalikan situasi, selalu aku jadi yang merasa tak berarti.

Aku merindukanmu, hei sang pengerti.

Comments

Popular Posts