addicted to the end

sekali demi sekali aku mencoba mengerti, dan berkali demi berkali merasa ngeri. 24 kali sudah 12 itu berputar, bukankah seharusnya kusudah mulai ahli? Tapi ternyata hari ini aku masih sama seperti bayi...Merasa tersesat dan sangat sepi. Merasa sangat bodoh juga tentunya, sambil tak lupa bertanya-tanya.

Bagaimana bisa ada masa dimana tak kuingat pertanyaan2 ini?

Mungkin waktu aku mati nanti...

(no, no...bukan ingin bunuh diri, hanya sudah bosan menanti jawaban yang tak juga pasti, paling tidak kalau memang terjadi, kudapat jawaban yang kucari, kan hari itu takkan terlalu kelabu lagi?)

Ah, kukira itu sudah kalimat paling gila yang tertulis besar-besar di benakku.
Tapi coba tebak....ternyata otak skeptis sinis sialan ini masih punya sesuatu...
Segar dan pahit, tapi seperti juga hidup, tanpanya mungkin ku mati kutu
Mengejutkan, sekaligus menakutkan, tapi aku ketagihan seperti mencandu

Katanya: "Yaela, bagus kalau emang lo nemu jawabannya pas mati...Kalo nggak?"

Nah lho...

(...semakin yakin aku bukan hanya untukku, juga bukan hanya untuk siapa-siapa. Tidak ada kata 'hanya' yang sejajar dengan 'untuk' selama berkaitan dengan 'aku'. Hidupku seharusnya kuabdikan untuk 'mereka')

Comments

Popular Posts