Witing Tresno Jalaran Soko Kulino
Waktu adalah manufaktur cinta, katanya.
Tapi Cinta sendiri tidak diproduksi, dan Waktu terlalu sibuk untuk satu lagi mahakarya seni.
(Dan esok pagi kita akan memilih untuk mencoba lagi)
(Kompromi hati, melupakan mimpi, tak mengerti, tak mencari.)
Katanya yang berkompromi soal hati.
Katanya yang melupakan mimpi.
Katanya yang tak (lagi ingin) mengerti.
Katanya yang telah lelah mencari.
Katanya yang telah menyerah dan berhenti.
Bukankah menua usia, membijaksanakan kita,
harusnya?
Bukankah melama jiwa, antar angkuh terlupa
harusnya?
Belumkah belajar bahwa hanya ada dua realita soal Cinta: (1) Ada (2) Tiada
Kemudian diantaranya ada langkah-langkah bernama Usaha, Sabar, Maaf ... apapun itu.
Tapi Cinta sendiri tidak diproduksi, dan Waktu terlalu sibuk untuk satu lagi mahakarya seni.
(Dan esok pagi kita akan memilih untuk mencoba lagi)
(Kompromi hati, melupakan mimpi, tak mengerti, tak mencari.)
(Menyerah. Berhenti.)
Sebelum hidup lagi setelah mati suri, suatu hari nanti.
Sebelum hidup lagi setelah mati suri, suatu hari nanti.
Comments
Too slow for those who wait. Too swift for those who fear. Too long for those who grieve. Too short for those who rejoice. But for those who love…Time is eternity
- Henry van Dyke -