18 DC

Sudah bermenit-menit kau duduk disana tanpa berkata-kata, aku yang minta. Sekali saja, sunyikanlah suara dan biar kupahami dirimu dengan sederhana. Lewat tatapan mata, lewat kebersamaan kita. Aku ingin diam yang memberi bukti, jika memang kita masih berbagi mimpi. Jika sudah tak lagi, kita kan berhenti, aku janji.


Masih kuinginkan selamanya, seperti yang terucap dulu kala. Tapi untuk apa langit malam tak berbintang dan langit siang tak benderang. Pelangi tanpa warna dan nyanyian tanpa jiwa. Tidur panjang tanpa pernah bangun lagi cukup sekali terjadi, nanti, bukan kini. Matilah saat ragamu mati, hanya saat ragamu mati. Bukan kini. Bukan karena harus memaksakan hati.


Sebaliknya jika memang masih ada api, diamlah agar nyalanya tampak pasti.
Dan tak ada yang perlu pergi, semuanya kan tetap disini.

Pada akhirnya kau kan harus akhiri benci, tu le sais mon cheri.

Comments

arthurandesya said…
Damn! I Love it!!

-arthurandesya
Anonymous said…
finalemant je veux rire ta écriture encore :)
et, je l'aime :) as usual...
Anonymous said…
Where are you exactly now?
Jakarta/Leeds or some other stranded part of the world?I've poke u on FB
-Ari-

Popular Posts